Kebijakan Mentan Selamatkan Jutaan Petani

Share:
Karena itu, Suwandi menegaskan petani harus move-on, tidak saja bekerja di on-farm tetapi bergerak ke sektor hilir. Hilirisasi inilah yang akan memberikan menyerap jutaan tenaga petani, memberikan nilai tambah dan menyelamatkan jutaan petani di pedesaan menjadi sejahtera.

"Diilustrasikan, apabila tidak ada pangan atau orang lapar itu bisa nekat melakukan apa saja. Ekstremnya nekat bertindak negatif, umpamanya nekad menjadi begal, kenakalan remaja, bahkan lebih ekstrem lagi “lari” ke terosis, ISIS dan lainnya. Ini maksudnya sekedar sebagai gambaran betapa pentingnya ketersediaan pangan," tegasnya.
"Maka dari itu harus diwujudkan Ketahanan Pangan mulai dari tingkat individu dan rumahtangga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga Ketahanan Pangan Nasional," tambah Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi menjelaskan ketahanan pangan merupakan satu unsur penting penentu ketahanan nasional. Karena itu, Kementan bersinergi dengan TNI secara intensif bekerjasama mewujudkan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani.
Program Upsus kini telah membuahkan hasil swasembada. Sejak tahun 2016 hingga sekarang tidak impor beras medium, cabai segar dan bawang merah konsumsi. Pada 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak dan bahkan sudah ekspor bawang merah.
"Selanjutnya ditargetkan 2019 swasembada bawang putih dan gula konsumsi, 2020 swasembada kedelai, 2024 swasembada gula industri dan 2026 swasembada daging sapi. Program ini sudah on the righ track menuju Visi Indonesia pada tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan Dunia," sebutnya.
Tak hanya itu, Suwandi menyebutkan capaian kebijakan pangan di atas juga telah meningkatkan kesejahteraan petani. Ini terlihat dari indikator kemiskinan di pedesaan turun 842 ribu orang atau -4,7 persen yakni semula penduduk miskin di desa Maret 2015 sebanyak 17.94 juta jiwa turun Maret 2017 menjadi 17.09 juta jiwa.
Selanjutnya guna mengawal dan memastikan agar proses transformasi struktural bisa berjalan tepat dan terarah, maka berbagai kebijakan yang telah dan akan dilakukan adalah, pertama mengembangkan industrialisasi berbasis agro berdasarkan keunggulan komparatif. Indonesia harus jaya kembali untuk kopi dan rempah-rempah. Integrasi aktivitas hulu-onfarm-hilir dibangun berbasis kawasan berskala ekonomi sehingga diperoleh nilai tambah dan pendapatan penduduk setempat.

Sumber : JPNN

Tidak ada komentar